Sebesar Apapun Masalah Mu, Jangan Bunuh Diri!

    Hidup tentunya memiliki banyak sekali definisi, makna dan sudut pandang. Dan cara setiap orang memahami definisi kehidupan tentu berbeda-beda. Bagi orang yang sukses dalam hidupnya, hidup merupakan sebuah anugerah dan kenikmatan. Sedangkan bagi mereka yang merasa gagal dan menderita, hidup merupakan kesengsaraan dan ketidakadilan.

    Meski setiap orang memiliki sudut pandangnya masing-masing, namun banyak orang sepakat bahwa hidup merupakan sebuah perjuangan. Bagi mereka yang sukses, mereka harus tetap berjuang mempertahankan kesuksesannya. Bagi mereka yang merasa gagal, mereka tentu harus berjuang untuk mengubah nasib dan keadaan dirinya.

    Setiap perjuangan, tentu ada keberhasilan dan ada kegagalan. Setiap orang pasti pernah merasakan kegagalan. Ada yang gagal beberapa kali, puluhan kali, ratusan kali hingga ribuan kali hingga akhirnya kegagalan tersebut berbuah keberhasilan. Meski demikian, banyak juga orang-orang yang tidak tahan atau tidak sabar ketika dihadapkan beberapa kegagalan dan berakhir putus asa bahkan tidak sedikit yang menyerah dengan hidupnya.

    Berdasar data global dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) pada 2021, angka bunuh diri sendiri mencapai 746.000 per tahun. Yang mana sebesar 519.000 terjadi pada pria dan 227.000 terjadi pada wanita. Angka tersebut benar-benar menjadi problem kesehatan yang sangat serius.

    “Apakah bunuh diri merupakan sebuah solusi?”

    “Tentu TIDAK!!!”

    Banyak orang yang menyerah dengan kehidupannya karena banyak hal, ada yang terjadi karena rumah tangga yang berantakan, hubungan asmara yang gagal, bisnis yang bangkrut, masalah perekonomian yang sulit, hutang yang terus membengkak, tuntutan studi dari keluarga yang tak kunjung kelar, hingga perundungan (bullying) dilingkungan sekolah atau tempat tinggal. Permasalahan yang tak kunjung selesai atau mental yang telah hancur menyebabkan depresi dan tidak sedikit orang memilih bunuh diri dengan dalih bahwa semua masalahnya akan terselesaikan.

    “SALAH BESAR!”

    Satu hal yang harus dipahami yaitu dunia adalah tempat kehidupan sementara. Ketika seseorang meninggal ia akan menjalani kehidupan baru yang abadi dan mempertanggung jawabkan kehidupan sebelumnya yang telah diberikan oleh Tuhan. Apa yang ditanam, itu yang akan dituai.

    Selain itu, bunuh diri demi menghindari masalah merupakan perbuatan yang sangat merugikan bagi orang sekitar dan khususnya merugikan diri sendiri.

    “Bagaimana bisa merugikan diri sendiri?”

    Tentu, kita menghindari masalah sementara dan mendapat masalah baru yang lebih tidak pernah terbayangkan. Mereka yang melakukan bunuh diri, jiwa dan ruhnya akan tersiksa selamanya. Mereka yang bunuh diri dengan meminum racun, maka mereka akan meminum racun di kehidupan selanjutnya (akhirat) dan akan terus berulang di dalam neraka. Mereka yang bunuh diri  dengan melompat maka akan melakukan itu serta terus berulang di dalam neraka. Itu adalah sebagai hukuman dari Tuhan atas menyia-nyiakan kehidupan yang telah diberikan.

    “Jika begitu, Tuhan tidak adil?”

    Itu persepsi yang salah. Tuhan hanya ingin kita berjuang lebih besar, bersabar dan memohon kepadanya. Selama orang itu menderita hingga akhir hayatnya sedangkan ia tetap bersabar maka Tuhan akan memberi jaminan yang tidak akan pernah bisa dibeli dan didapat oleh siapa pun kecuali atas kehendaknya. Hadiah itu adalah surga dan mereka yang dapat memasukinya akan hidup senang selama-lamanya. Rugi sekali jika kita harus menukar masa hidup yang andai kata hanya 60-70 tahun dengan surga yang mana kekal di dalamnya.

    Jika ada orang yang layak untuk mengeluh dan bunuh diri,  mungkin rakyat Palestina lah yang berhak melakukannya. Mereka menderita selama ratusan tahun. Kebebasan mereka di ambil, teror kematian selalu membayang-bayangi dikala mata hendak terpejam, kelaparan dan kehausan. Tidak memiliki tempat untuk tinggal dan selalu kehilangan orang-orang yang dicintai setiap harinya. Namun mereka tidak pernah terbesit untuk melakukan bunuh diri agar terbebas dari penderitaan itu. Mereka yakin bahwa kelak Tuhan akan memberikan surga untuk mereka di kehidupan selanjutnya. In Syaa Allah.

    Melalui tulisan ini, bukan berarti saya ingin menghakimi bahwa orang yang depresi dan terbesit pikiran demikian adalah bodoh dan lemah. Sekali lagi tidak. Melalui tulisan ini, saya hanya ingin menyampaikan bahwa kehidupan yang diberikan kepada kita hanyalah satu kali dan dunia memang merupakan tempat untuk berjuang serta melelahkan. Tentunya agar kita bisa kembali dengan damai dan tenang ke kampung halaman kita yakni surga.

Posting Komentar

© Waktu Luang. All rights reserved. Premium By Raushan Design