Hunian merupakan salah satu kebutuhan dasar dari tiga kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Seiring bertambahnya penduduk, meningkat juga kebutuhan akan hunian. Sebagai contoh, berdasar data KFMAP pada tahun 2023 kebutuhan hunian di Jakarta menembus angka 12,71 juta unit. Namun persoalan keterbatasan lahan menjadi penghalang untuk memenuhi kebutuhan hunian setiap orang. Pasalnya, tidak semua orang dapat memenuhi kebutuhan hunian dikarenakan keterbatasan ekonomi.
Keterbatasan lahan berakibat banyak lahirnya hunian-hunian yang padat, kumuh, berbahaya dan merusak ekosistem seperti bangunan liar di bantaran sungai, rel kereta api hingga di bawah kolong jembatan. Dampak tersebut meliputi minimnya kualitas konstruksi, bangunan yang sangat padat dan rapat, jalan yang sempit dan tak berpola, pengaruh terhadap kesehatan dan rentan terhadap bencana seperti kebakaran dan banjir. Berdasar data Perkim pada tahun 2020, hampir 49% setiap kelurahan di DK Jakarta di dominasi oleh permukiman kumuh.
Di samping itu, keterbatasan lahan juga sangat mempengaruhi Ruang Terbuka Hijau (RTH) untuk menjadi sebuah kota yang ideal. Data Pemprov DK Jakarta 2023, Jakarta memiliki RTH sebesar 5.18% dari luas wilayah. Kota Bandung, 12,25% dari luas wilayah. Kota Semarang, 15% dari luas wilayah. Kota Surabaya, 21,99% dari luas wilayah. Padahal menurut UU No.26 Tahun 2007, sebuah kota harusnya memiliki RTH minimal 30% dari luar wilayah. Ini menandakan kota-kota di Indonesia memiliki masalah serius terhadap keterbatasan lahan. Bagaimanapun fungsi dari RTH sangat penting sebagai paru-paru kota, pengatur iklim mikro, sistem drainase alami, filter zat polutan, penahan angin, penyedia habitat satwa hingga wadah untuk melepaskan stres, rekreasi dan ruang edukasi.
Sebetulnya, persoalan keterbatasan lahan dapat dijawab salah satunya melalui hunian vertikal seperti rumah susun atau apartemen. Meski beberapa kota telah memiliki hunian vertikal, namun dapat dikatakan masih belum maksimal dan masih banyak penolakan dari beberapa kalangan masyarakat. karena citranya yang buruk dan identik dengan penggusuran. Meski demikian hunian vertikal sendiri memiliki banyak keunggulan.
Keunggulan Hunian Vertikal
- Efisiensi penggunaan lahan
- Memberikan ruang terbuka hijau yang baik dan ideal
- Aksesibilitas jalan dan parkir yang teratur dan luas
- Setiap hunian memiliki bukaan atau ventilasi yang cukup
- Fasilitas positif seperti taman anak-anak dan tempat olahraga
- Memudahkan penyebaran dan penggunaan transportasi umum
- Meningkatkan kebersamaan dan rasa memiliki
- Keamanan yang lebih mudah dipantau
- Lebih mudah dalam pengelolaan sampah dan limbah
- Meminimalkan bencana seperti banjir
Tantangan dan Solusi Hunian Vertikal
Meski hunian vertikal dapat menjadi solusi isu keterbatasan lahan, akan tetapi banyak tantangan juga yang dihadapinya. Problematik terbesar hunian vertikal adalah kesadaran masyarakat yang masih minim terutama jika hunian vertikalnya di peruntukan masyarakat kalangan menengah ke bawah. Sifat seperti mudah merusak fasilitas, sulit diatur (Lu elu, Wa gua), jorok, tidak ingin ribet seperti naik tangga atau antre lift hingga masalah-masalah sosial lainnya. Berbeda dengan hunian tapak yang statusnya milik pribadi. Hal tersebut merusak persepsi masyarakat dan menurunkan minat terhadap hunian vertikal. Sedangkan hunian vertikal yang di kelola swasta, meskipun rapi dan teratur, problematiknya adalah mayoritas kemampuan masyarakat dalam segi ekonomi.
Hal tersebut dapat diatasi dengan hunian vertikal yang sudah ada dengan memberi titel sebagai ‘Permodelan Hunian Vertikal yang Ideal’ agar memberi motivasi kepada masyarakat. Peningkatan citra ini tentunya perlu kesadaran yang tinggi baik pengelola dan penghuni. Edukasi terus menerus, pengelolaan yang responsif dan aplikasi aturan yang harus tegas. Ketika hal tersebut telah tercapai, setidaknya lebih mudah untuk mengedukasi dan meyakinkan masyarakat agar mau tinggal dalam hunian vertikal terutama "gen Z" yang memiliki Lifestyle yang sebenarnya cocok dengan hunian vertikal. Bagaimanapun banyak keunggulan yang diberikan pada hunian vertikal.
Sekian artikel terkait hunian vertikal sebagai salah satu jawaban akan keterbatasan lahan. Dalam memilih bangunan, hendaklah untuk memperhatikan kesehatan diri dan lingkungan. Semoga artikel ini bermanfaat dan membantu meningkatkan minat masyarakat untuk tinggal di hunian vertikal.
